Saya Sebagagai Pengembara meminta maaf Jika Link File yang ada di Mediafire Tidak aktif dikarnakan Tempat Penyimpanan di Mediafire Telah dihapus sepihak
Minggu, 25 Oktober 2015
Diantara Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua
Berbaktikepadaorangtua.com >> Banyaknya kasus durhaka kepada kedua orang tua di zaman ini menunjukkan tidak pahamnya seorang anak dengan ketinggian jasa orang tua dan kewajiban anak terhadap orang tua nya sendiri. Sungguh tragis dan miris kita melihat banyaknya fenomena anak yang menyiksa, menodai bahkan membunuh kedua orang tuanya sendiri. Di antara maraknya kedurhakaan tersebut sebab utamanya adalah bodohnya anak dengan ketinggian jasa orang tuanya.
Read More ->>
Diantara Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua
Untuk Kita yang Seringkali Lupa akan kewajiban kita terhadap orang tua kita
Pernahkah kita sejenak merenungi akan betapa besarnya jasa orang tua kita? Banyak di antara kita sendiri yang lupa dengan segunung jasa ayah dan ibu kita. Pernahkah juga kita bayangkan jasa ibu kita yang dulu mengandung kita dengan sangat kepayahan dan kesusahan? Kepayahan tersebut semakin lama bertambah berat seiring bertambahnya hari. Rasa mual dan muntahpun menjadi teman yang tak bisa dipungkiri. Rasa meriang dan pegal-pegal selalu hadir seolah tiada henti. Kepayahan tidur, duduk dan berjalan semakin hari justru semakin menjadi-jadi. Hal ini saja seharusnya sudah bisa mengispirasi kita untuk senantiasa memenuhi kewajiban kita terhadap orang tua kita.
Bukan sekedar itu. Ada hari-hari yang sangat mendebarkan bagi sang ibu ketika si kecil mulai rindu untuk bertemu. Yaitu hari dimana nyawa dipertaruhkan padahal hanyalah satu. Isakan tangis, teriakan, rontaan dan banjiran linangan air mata menjadi saksi yang seakan tak pernah bisu. Darahpun mengalir deras. Tubuhpun terkuras sangat lemas. Kuluman doapun tak pernah henti sembari terus meregang nafas. Subhanalloh… tiba-tiba tangisan si kecil itu meretas bersama nyawa yang seolah hampir lepas. Akhirnya kitapun hadir di dunia ini dengan perjuangan yang luar biasa.
Ternyata tidak hanya sampai disitu. Kita yang saat itu masih bayi merah dan hanya bisa menangis begitu disayang oleh sang ibu. Rasa sakit sehabis melahirkan yang belum kunjung sembuh tak menghalangi ibunda melayani kita. Dua puluh empat jam non stop. Bahkan malam hari yang hening untuk istirahat sang ibu rela menyusui kita. Ikatan-ikatan kecapekan dalam tubuh ibunda seolah lenyap saat mendekap kita. Guratan-guratan lukapun seolah tak terasa saat dia menyusui kita. Kurang lebih 2 tahun kita minum air susu ibu kita. Adakah kita ingat itu semua? Bukankah ini saja sudah bisa menyakinkan kita betapa besar kewajiban anak terhadap orang tua kita yang harus nya telah kita penuhi.
Besarnya Peran Seorang Ayah Terhadap Kita
Ayah kitapun tak kalah tinggi jasanya. Setiap hari bergelut dengan pahit getirnya mencari nafkah untuk anak-anaknya. Pergi di pagi hari dan pulang terkadang malam hari demi mencari sesuap nasi untuk menghidupi anak dan istrinya di rumah. Tak peduli panasnya terik matahari atau hujan deras sepanjang hari. Cucuran keringatpun menetes tiada henti. Bahkan banyak di antara bapak kita berhari-hari dan berbulan-bulan terpaksa meninggalkan kita. Bukan karena tak cinta, namun karena besarnya tanggungjawab menafkahi kelaurga termasuk kita. Semua itu agar kita bisa meraskan penghidupan yang baik, bisa bersekolah serpti anak-anak yang lain, menjadi pintar dan sholeh serta berguna dimasa tua mereka. Namun pahamkah kita saat ini akan jasa-jasa yang telah mereka kepada kita? Mengapa cepat sekali kita lupa dengan kebaikan ayah dan bunda kita? Renungkanlah wahai jiwa yang seringkali lupa, lupa akan kewajiban anak terhadap orang tua nya.
Orang Tua adalah Dua Pintu Surga Kita di Dunia
Berbahagialah bagi mereka yang kini mendapati kedua orang tuanya masih hidup. Sungguh ini merupakan kesempatan emas bagi kita untuk masuk surga lewat perantara mereka. Jangan pernah disia-siakan akan hal ini karena kerugian yang sangat besar bagi mereka yang menyia-yiakan karunia mendapati kedua orang tuanya masih ada dismapingnya. Bukankah Nabi Sholallohu’alaihi wa sallam pernah bersabda? yang artinya:
“Sungguh celaka, sungguh celaka, sungguh celaka.” Dikatakan oleh para sahabat siapakah mereka wahai Rosululloh .? Nabi menjawab, yaitu mereka yang mendapati salah satu atau kedua orang tuanya telah berusia lanjut akan tetapi, tidak memasukkan ia ke dalam jannah.” (HR. Muslim)
Jika kita cermati kecelakaan tersebut dikaitkan dengan kondisi orang tua yang telah lansia (lanjut usia) kemudian dikaitkan lagi dengan masuk surga. Hal tersebut menegaskan dan menekankan akan pentingnyaberbakti kepada mereka terlebih di masa lansia. Bagaimana tidak? Ayah-bunda yang dulu membesarkan kita pada akhirnyapun melemah, beruban, dan tak sanggup bekerja lagi. Bukankah secara naluri saja kewajiban seorang anaklah yang harus mengurusinya sebagaimana dulu ia kecil lemah dan tak berdaya? Masihkah kita lupa akan kewajiban kita kepada kedua orang tua kita?
Tapi memang ada di antara manusia yang tega kepada kedua orang tuanya. Diantara mereka ada saja yang tega sampai menyerahkan kedua ortunya yang telah lanjut usia kepada panti jompo dan lansia sitter. Mereka tidak mau direpotkan dengan mengurusi orang tua yang barangkali telah sakit-sakitan, sudah keriput, bungkuk bahkan pikun bagaikan anak kecil. Padahal disitulah mungkin kesempatan dia masuk surga lewat kedua orang tuanya. Disitulah seharusnya kita sebagai seroang anak dapat memaksimalkan untuk lebih berbakti kepada orang tua kita bukan malah menelantarkan mereka.
Sungguh benar apa yang dikatakan nabi tersebut. Merupakan kerugian dan kecelakaan besar bagi anak yang mendapati kedua orang tuanya yang sedang berusia lanjut namun tidak memasukkannya ke dalam surga.
Balaslah Jasa Kedua orang tua dengan berbakti kepada mereka.
Ketinggian jasa orang tua memang tak terbalas dengan uang atau materi dunia. Ada sebagian orang mengira bahwa berbakti kepada orang tua cukup dengan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Memberikan uang setiap bulan, mencukupi kebutuhan sandang, kebutuhan pangan, papan dan lain sebagainya. Memang tak dipungkiri hal tersebut merupakan bentuk bakti anak kepada orang tua yang utama. Namun satu hal penting yang harus kita perhatikan dan tidak boleh kita lupakan yaitu masa depan akhirat orang tua kita. Bagaimanapun akhirat adalah tujuan utama kita karena tempat abadi kita dan keluarga kita termasuk kedua orang tua kita.
Pertanyaannya sempatkah kita yang barangkali telah mengaku “sholeh” atau “Sholehah” sejenak merenung bagaimana masa depan akhirat orang tua kita? Atau bahkan kita sendiri malah tak sempat menggubris karena disibukkan dengan diri sendiri serta anak-istri kita? Padahal kewajiban berbakti kepada kedua orang tua tidak gugur meski kita telah berkeluarga atau jauh dari mereka.
Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua Saat Mereka Lanjut Usia
Disaat orang tua lanjut usia disitulah bukti dan bakti anak menjadi amal utama. Rosululloh pernah menolak beberapa orang yang ingin ikut jihad dalam kondisi fardhu kifayah lantaran orang-orang tersebut mempunyai orang tua yang sangat membutuhkan baktinya.
Balaslah jasa kedua orang tua kita. Hanya kutulusan dan keikhlasan bakti kita baik semasa hidup maupun sepeninggal mereka yang barangkali bisa membayar jasa kita kepada kedua orang tua kita.
Bersegeralah memenuhi kewajiban kita terhadap orang tua Sebelum Terlambat
Selagi masih diberi kesempatan bertemu dan mendapati kedua orang tua kita di dunia, maka bersegeralah untuk berbakti pada mereka. Alangkah bahagianya orang tua mendapati anak-anaknya berbakti dihari tuanya. Dan alangkah suksesnya anak yang mampu berbakti kepada kedua orang tuanya di masa lanjutnya. Apalah arti kesuksesan kita jika dibalik itu kita termasuk yang berpredikat anak yang durhaka.
Untuk senantiasa mengingatkan kita akan kewajiban anak terhadap orang tua termasuk kita, untuk itu cobalah renungkan kembali firman Alloh berikut ini:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Robbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS.al-Isro’[17]: 23-24)
Jika berkata ”Uf” (kata “ah” dalam bahasa Indonesia”) yang merupakan derajat perkataan buruk yang paling halus saja dilarang. Lantas bagaimana dengan durhaka kepada kedua orang tua? Sekali lagi sebelum terlambat marilah kita masuk surga lewat pintu berbakti dengan kedua orang tua kita. Wallohu’ alam bishowab.
Terima kasih Ayah, Ku Rindu Padamu
Terima kasih Ayah, atas sebuah kesabaran yang selalu ada saat aku banyak meminta dan aku yang tak dapat memberi apa-apa Hanya darimu Ayah, aku memandang marah itu ialah nasihat yang berguna.
Cinta itu sederhana, seperti Ayah rela tidak membeli sesuatu yang baru untuknya, hanya demi memenuhi kebutuhan anaknya, Tuhanku, kuatkanlah hatiku, jernihkanlah pikiranku, mampukan aku berlaku sabar dan jadikanlah lelahku untuk kebahagiaan keluargaku. Aamiin
Tiap pengorbanan Ayah, di dalamnya selalu ada doa. Doa agar kesuksesan bisa diraih anakanaknya.
Aku pernah bertanya kepada Ibu, "Bagaimana menjadi lelaki yang baik bu?" "Lihatlah Ayahmu" ucap Ibu Bahwa dengan memaafkan dan tersenyum kepada orang yang menyakiti ialah cara pandai
dari kita yang mempunyai dedikasi tinggi.*Ayah
"Jangan anggap remeh atas usaha oranglain, karena belum tentu kita bisa melakukannya seperti mereka" *Ayah
Perjuangkan masa depanmu; demi keluargamu, demi orang-orang yang kamu cintai.
"Jujur; kunci paling penting dalam mendapatkan kepercayaan dalam bekerja."
Dan lelaki yang tak pernah mengenal lelah itu; Ayah.
Jika cinta itu ialah rasa peduli, maka sebabnya Ayah selalu menasihati tiap kesalahan anakanaknya.
Mencintaimu Ayah; aku memahami pengorbanan yang sesungguhnya.
Ayah selalu menginginkan anak-anaknya lebih hebat dari dia
Tuhan, terimakasih atas kehidupan baik hari ini yang Engkau beri kepada keluarga kami, segala rezeki yang kami nikmati.
Iri hati, ialah penyakit yang akan hanya membawa kita untuk tidak pernah merasakan arti dari cukup *Ayah
Nilailah dari hatinya bukan dari penampilannya. Baik buruknya seseorang tidak akan pernah ditentukan oleh wajahnya. *Ayah
Hargai keringat orang tua dengan tidak berfoya-foya. Malu rasanya, jika belum memberi apa apa tetapi hanya bisa meminta. *Ayah
Jadilah pahlawan untuk keluargamu dan untuk masa depanmu.
Saling menghargai adalah salah satu bukti bahwa kita memiliki pribadi yang baik.
Tuhan, terima kasih untuk anugerah dari segalanya. Bimbinglah kami untuk pandai dan terus
bersyukur atas nikmat dan karuniaMU
Ketika tak henti-hentinya untuk bersyukur, maka Tuhan pun tidak akan pernah berhenti melimpahkan nikmatNYA. *Ayah
"Jangan menyerahkan segalanya kepada keadaan. Percayakan bahwa kita bisa melewati dengan menyelesaikannya". *Ayah
Ayah; dia selalu memiliki sifat yang tak akan mengeluh, walau lelah itu sudah terlalu berat dirasakannya Ayah; pinjami aku hatimu agar saat engkau diam, aku tetap paham apa yang engkau rasakan.
Kesabaran, ialah salah satu sifat lelaki yang menjadikannya lebih tampan
Tuhan, terima kasih untuk perlindungan dariMu hari ini, sehingga keluargaku senantiasa terhindar dari musibah, keburukan dan kesedihan
Buatlah orang lain menghargaimu dengan cara kamu menghargai orang lain. *Ayah
Lebih baik bersusah-susah saat muda, biar saat tua tinggal menikmati dan bahagia. *Ayah
Rasa percaya diri bahwa kamu pasti bisa, akan mengantarkan keberhasilan itu sebagai hadiah terbesar untuk orang tua *Ayah
Sudah waktunya orang tua kita istirahat di rumah. Dan sudah waktunya kita yang bekerja keras demi mereka.
Tuhan, terima kasih untuk rezeki yang selalu Engkau berikan kepada keluarga kami, rezeki kesehatan dan kebahagiaan
Menyimpan kebencian dalam hati itu tidak baik. Jangan menyimpan sampah dalam hatimu.*Ayah
Anggaplah kegagalan itu semacam pengalaman atau pelajaran terbaik yang membuat kita terus dan terus berusaha hingga menang *Ayah
Saat kita melakukan hal baik, jangan pamer kepada orang lain. Biar berkah.*Ayah
Saat melihat orang lain bisa membahagiakan orang tuanya. Kita pun mestinya bisa. yuk sukses.
Fightt!!
Ketika doa belum dikabulkan, Allah itu Maha mendengar, Dia akan berikan pada waktunya bahkan lebih dari kita minta.
Marahnya Ayah cuma satu, supaya kita menjadi dewasa dalam berpikir sebelum bertindak.
Kemarahan Ayah hingga membuatmu benci, kelak ketika dia tiada, kamu akan rindu oleh marahnya yang tak bakal kembali
Ketika Ayah marah, hingga terkesan mengatur kehidupanmu, sesungguhnya dia tengah menuntun agar kamu lebih baik darinya
Tuhan, terima kasih untuk kehidupan hari ini untuk karunia dan rezeki yang selalu berlimpah Engkau hadirkan kepada kami
"pekerjaan, selama dijalani dengan ikhlas dan jujur, rezeki itu tidak akan bakal kemana" *Ayah
Jangan abaikan pengorbanan orang tua. Berikanlah suatu prestasi yang membuat mereka bangga.
Sedih rasanya ketika Ayahnya berpeluh mencari uang, sementara anaknya berfoya-foya menghamburkan uang *Ayah
Terkadang, saat Ibu tidak bisa memahami, hanya Ayah yang paham atas apa yang dirasakan hati, Terkadang dalam bersedih, Ayah lebih banyak memilih untuk berdiam karena dia memang tak pandai untuk menangis
Walau terkadang, Ayah lebih sedikit berbicara dengan kita, tetapi kata-katanya selalu saja mempunyai makna yang berguna.
Tuhan, terima kasih yang selalu memberi petunjuk kebenaran, kesuciaan iman, dan kekayaan berupa hati yang lembut kepada keluarga kami
Tidak usah iri hati, tetaplah bersyukur apa yang kamu miliki. *Ayah
"Jangan anggap remeh atas usaha oranglain, karena belum tentu kita bisa melakukannya seperti mereka"*Ayah
Dari pada mencari kesalahan orang lain, lebih baik membenahi diri sendiri. *Ayah
"Lakukan pekerjaanmu dengan menyenangkan. Dengan begitu, kamu akan terhindar dari sifat mengeluh" *Ayah
"Jangan pernah merasa kecewa, jangan pernah merasa gagal. Allah itu Maha Baik." Ayah, pinjami aku hatimu, agar aku belajar bagaimana engkau menghadapi masalah tanpa mengeluh sedikit pun
Ayah, maafkanlah aku yang hanya bisa meminta dan tak pernah memberikan apa-apa Aku pernah bertanya kepada Ibu, "Bagaimana menjadi lelaki yang baik bu?" "Lihatlah Ayahmu"
ucap Ibu. Terimakasih Ayah atas kebahagiaanku yang berasal dari keringatmu mencari rezeki siang dan malam ♥
Tuhan, terima kasih untuk perlindungan dariMU hari ini. Jadikanlah kami hambaMU yang terus bersyukur akan nikmatMU.
Bersyukur, bersyukur dan terus bersyukur atas nikmat dari Allah. *Ayah
Kebutuhan kita selalu nomor satu di mata orang tua. Maka bantulah dengan prestasi yang membuat mereka bangga. *Ayah
Ketika kamu mencintai pekerjaanmu, maka ada harapan keberhasilan itu kamu raih. *Ayah
"apapun yang kamu pilih, tetap jujurlah pada diri sendiri dan jangan khianati hati" *Ayah
Kamis, 20 Agustus 2015
Langganan:
Postingan (Atom)
Pages
Y S P. Diberdayakan oleh Blogger.